Halaman
Bab 3 Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
2929
2929
29
1234567890123456789012345678901212
1234567890123456789012345678901212
1234567890123456789012345678901212
1234567890123456789012345678901212
1234567890123456789012345678901212
1234567890123456789012345678901212
1234567890123456789012345678901212
1234567890123456789012345678901212
1234567890123456789012345678901212
TT
TT
T
ujuan Pujuan P
ujuan Pujuan P
ujuan P
embelajaranembelajaran
embelajaranembelajaran
embelajaran
Pada bab ini kalian akan mempelajari tentang perjuangan rakyat Indonesia untuk
mempertahankan kemerdekaan. Setelah mempelajari materi pada bab ini kalian
diharapkan mampu mendeskripsikan upaya yang telah dilakukan rakyat Indonesia guna
mempertahankan kemerdekaan sehingga hal itu dapat menambah semangat kebangsaan
kalian.
Kemerdekaan yang diraih bangsa Indonesia merupakan anugerah dari Tuhan Yang
Maha Esa dan hasil perjuangan rakyat Indonesia selama berpuluh-puluh, bahkan beratus-
ratus tahun lamanya. Pada tanggal 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia berhasil meraih
kemerdekaan. Dengan kemerdekaan itu bangsa Indonesia bebas dari belenggu penjajahan
yang sangat menyengsarakan rakyat. Setelah memproklamasikan kemerdekaan, ternyata
masih banyak ancaman dan hambatan yang harus dihadapi bangsa Indonesia. Oleh sebab
itu segenap rakyat beserta pemimpin bangsa terus berupaya menghadapi ancaman dan
hambatan yang menghadang tersebut.
Kemerdekaan tidak sekadar perwujudan tekad yang telah sekian lama ditempa sejarah,
tetapi juga membukakan dengan dahsyat katup semangat perlawanan terhadap segala
bentuk penjajahan, penindasan, dan penafikan harkat manusia. Oleh karena itu sejak
kedatangan Sekutu ke Indonesia yang diboncengi NICA, maka bangsa Indonesia melakukan
aktivitas diplomasi dan aktivitas bersenjata untuk mempertahankan kemerdekaan.
Kata KunciKata Kunci
Kata KunciKata Kunci
Kata Kunci
Diplomasi
Linggajati
KMB
AFNEI
de facto
Hotel Yamato
Infanteri
Medan Area
Sumber: Sumber:
Sumber: Sumber:
Sumber: 30 tahun Indonesia Merdeka
PERJUANGAN MEMPERT
PERJUANGAN MEMPERT
PERJUANGAN MEMPERT
PERJUANGAN MEMPERT
PERJUANGAN MEMPERT
AHANKANAHANKAN
AHANKANAHANKAN
AHANKAN
KEMERDEKAKEMERDEKA
KEMERDEKAKEMERDEKA
KEMERDEKA
AN INDONESIAAN INDONESIA
AN INDONESIAAN INDONESIA
AN INDONESIA
BABBAB
BABBAB
BAB
33
33
3
IPS Terpadu SMP dan MTS Kelas IX
3030
3030
30
PP
PP
P
eta Konsep Peta Konsep P
eta Konsep Peta Konsep P
eta Konsep P
erjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
erjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
erjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
erjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
erjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
Kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II, membawa akibat bahwa Jepang mendapat
tugas dari Sekutu agar mempertahankan keadaan di Indonesia seperti pada saat
penyerahannya. Hal itu menandakan bahwa Sekutu tidak menghendaki adanya perubahan
di Indonesia. Padahal di Indonesia sudah terjadi perubahan yaitu bangsa Indonesia sudah
memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945.
Pada tangal 8 September 1945 datanglah misi Sekutu pertama di bawah pimpinan
MayorMayor
MayorMayor
Mayor
A.G. Greenbalgh
A.G. Greenbalgh
A.G. Greenbalgh
A.G. Greenbalgh
A.G. Greenbalgh. Mereka dikirim oleh
South East Asia Command
South East Asia Command
South East Asia Command
South East Asia Command
South East Asia Command
(SEAC)(SEAC)
(SEAC)(SEAC)
(SEAC) yang
berkedudukan di Singapura. Tugas misi ini adalah mempelajari situasi dan memberi laporan
sehubungan akan mendaratnya pasukan Sekutu di kemudian hari.
Pada tanggal 16 September 1945 misi Sekutu dipimpin oleh
Laksamana Muda W.R.
Laksamana Muda W.R.
Laksamana Muda W.R.
Laksamana Muda W.R.
Laksamana Muda W.R.
PattersonPatterson
PattersonPatterson
Patterson mendarat di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Pendaratan Sekutu ini diboncengi
oleh
Netherland Indies Civil Administration (NICA
Netherland Indies Civil Administration (NICA
Netherland Indies Civil Administration (NICA
Netherland Indies Civil Administration (NICA
Netherland Indies Civil Administration (NICA). Pada tanggal 27 September 1945
pasukan khusus Sekutu yang tergabung dalam
Allied Forces Netherland East Indies
Allied Forces Netherland East Indies
Allied Forces Netherland East Indies
Allied Forces Netherland East Indies
Allied Forces Netherland East Indies
(AFNEI)(AFNEI)
(AFNEI)(AFNEI)
(AFNEI) di bawah pimpinan Letnan Jenderal Sir Philip Christison mendarat di Jakarta.
Adapun tugas AFNEI di Indonesia adalah:
1.
menerima penyerahan kekuasaan dari tangan Jepang
2.
membebaskan tawanan perang dan interminan Sekutu
KEDAKEDA
KEDAKEDA
KEDA
TT
TT
T
ANGAN SEKUTU DI INDONESIA DAN KONFLIK ANT
ANGAN SEKUTU DI INDONESIA DAN KONFLIK ANT
ANGAN SEKUTU DI INDONESIA DAN KONFLIK ANT
ANGAN SEKUTU DI INDONESIA DAN KONFLIK ANT
ANGAN SEKUTU DI INDONESIA DAN KONFLIK ANT
ARA INDONESIA DENGAN
ARA INDONESIA DENGAN
ARA INDONESIA DENGAN
ARA INDONESIA DENGAN
ARA INDONESIA DENGAN
BELBEL
BELBEL
BEL
ANDAANDA
ANDAANDA
ANDA
AA
AA
A
Perjuangan
mempertahankan
Kemerdekaan
Kedatangan Sekutu
di Indonesia
- Perjanjian Hooge Valuwe
- Perjanjian Linggarjati
- Perjanjian Renvile
- Perjanjian Roem Royen
- Konferensi Inter Indonesia
- Konferensi Meja Bundar
Aktivitas
diplomasi
Aktivitas
bersenjata
- Insiden di Hotel Yamato
- Pertempuran di Surabaya
- Bandung lautan api
- Pertempuran Medan Area
- Peristiwa merah putih di
Minahasa
- Puputan Margarana
- Peristiwa Westerling di Makassar
- Pertempuran 5 hari 5 malam
Bab 3 Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
3131
3131
31
3.
melucuti dan mengumpulkan orang Jepang untuk kemudian dipulangkan
4.
menegakkan dan mempertahankan keadaan damai untuk kemudian diserahkan
kepada pemerintahan sipil
5.
menghimpun keterangan dan menuntut penjahat perang.
Pada tanggal 4 Januari 1946 ibu kota Republik Indonesia pindah dari Jakarta ke
Yogyakarta. Tujuan pemindahan tersebut adalah untuk menjaga kelangsungan dan
keselamatan pemerintahan Republik Indonesia. Pada mulanya rakyat Indonesia menerima
dengan baik pendaratan tentara Sekutu tersebut, tetapi pasukan Sekutu menyalahgunakan
sikap baik Indonesia. Bahkan Sekutu bersikap memusuhi pemerintah dan rakyat Indone-
sia, sehingga timbullah konflik antara Indonesia dan Belanda.
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan konflik antara Indonesia dan Belanda adalah
sebagai berikut.
1.
Hasil perundingan Linggajati, Belanda yang hanya memasukkan Sumatra, Jawa, dan
Madura sebagai wilayah Republik Indonesia, sehingga beberapa wilayah mengadakan
perlawanan.
2.
Belanda terus berusaha memecah belah bangsa Indonesia dengan mendirikan negara-
negara boneka sebagai negara bagian dari RIS.
3.
Belanda mengajukan tuntutan-tuntutan, antara lain:
a.
pembentukan pemerintah federal sementara yang akan berkuasa di seluruh Indo-
nesia sampai terbentuk RIS
b.
pembentukan pasukan keamanan bersama yang juga akan masuk daerah republik.
4.
Adanya Agresi Militer Belanda I dan II.
Salah satu strategi untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia adalah dengan
cara melakukan aktivitas diplomasi. Aktivitas perjuangan melalui cara diplomasi yang
dilakukan antara lain sebagai berikut.
1.1.
1.1.
1.
PP
PP
P
erer
erer
er
undingan Hooge V
undingan Hooge V
undingan Hooge V
undingan Hooge V
undingan Hooge V
eluweeluwe
eluweeluwe
eluwe
Perundingan Hooge Veluwe merupakan lanjutan pembicaraan-pembicaraan yang
didasarkan atas persetujuan yang telah disepakati antara Sutan Syahrir dan Van Mook.
Kesepakatan itu tertuang dalam usul pemerintah Indonesia tanggal 27 Maret 1946.
Perundingan itu diadakan di kota Hooge Valuwe, Belanda tanggal 14 - 25 April 1946.
Delegasi yang hadir dalam perundingan Hooge Veluwe.
a.
Delegasi Belanda terdiri dari: Perdana Menteri Prof. Ir. Dr. W. Schermerhorn, Menteri
Daerah-daerah Seberang Lautan Prof. Dr. J.H. Logemann, Menteri Luar Negeri Dr.
J.H. van Roijen, Letnan Gubernur Jenderal Dr. H.J. Van Mook, Prof. Baron van Asbeck,
Sultan Hamid II, dan Letnan Kolonel Surio Santoso.
b.
Delegasi Republik Indonesia terdiri dari Menteri Kehakiman Mr. Suwandi, Menteri
Dalam Negeri Dr. Sudarsono, dan Sekretaris Kabinet Mr. A.G. Pringgodigdo.
c.
Pihak perantara Sir Archibald Clark Keer beserta stafnya.
Dalam perundingan ini Belanda hanya mengakui kedaulatan Republik Indonesia secara
de facto atas Jawa dan Madura. Dengan demikian perundingan ini tidak memberi kemajuan
bagi RI, akhirnya perundingan ini dianggap gagal.
AKTIVITAS DIPLOMASI UNTUK MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN
AKTIVITAS DIPLOMASI UNTUK MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN
AKTIVITAS DIPLOMASI UNTUK MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN
AKTIVITAS DIPLOMASI UNTUK MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN
AKTIVITAS DIPLOMASI UNTUK MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN
BB
BB
B
IPS Terpadu SMP dan MTS Kelas IX
3232
3232
32
(1)(1)
(1)(1)
(1)
(2)(2)
(2)(2)
(2)
GG
GG
G
ambar 3.1ambar 3.1
ambar 3.1ambar 3.1
ambar 3.1
(1)(1)
(1)(1)
(1) H.J. van Mook, Wakil Gubernur Jenderal Hindia Belanda dan Pemimpin NICA.
(2) (2)
(2) (2)
(2) Sir Archibald Clark Kerr, diplomat Inggris yang ditugaskan untuk membantu menyelesaikan
pertikaian Indonesia–Belanda
Sumber : 30 Tahun Indonesia Merdeka
2.2.
2.2.
2.
Perundingan Linggajati (10 November 1946 - 25 Maret 1947)
Perundingan Linggajati (10 November 1946 - 25 Maret 1947)
Perundingan Linggajati (10 November 1946 - 25 Maret 1947)
Perundingan Linggajati (10 November 1946 - 25 Maret 1947)
Perundingan Linggajati (10 November 1946 - 25 Maret 1947)
Lord Killearn
Lord Killearn
Lord Killearn
Lord Killearn
Lord Killearn akhirnya berhasil membawa wakil-wakil pemerintah Indonesia dan
Belanda ke meja perundingan yang berlangsung di rumah kediaman Konsul Jenderal Inggris
di Jakarta pada tanggal 7 Oktober 1946. Delegasi Republik Indonesia dalam perundingan
tersebut diketuai oleh Perdana Menteri Sutan Syahrir, sementara Belanda diwakili oleh
suatu komisi umum yang dikirim dari negeri Belanda di bawah pimpinan
Prof. Schermerhorn.
Prof. Schermerhorn.
Prof. Schermerhorn.
Prof. Schermerhorn.
Prof. Schermerhorn.
Dalam perundingan tersebut masalah gencatan senjata yang telah gagal dalam
perundingan pada tanggal 30 September 1946, disetujui untuk dibicarakan lebih lanjut
dalam tingkat panitia yang juga diketuai oleh
Lord Killearn.
Lord Killearn.
Lord Killearn.
Lord Killearn.
Lord Killearn.
Dari pihak Indonesia dalam
panitia tersebut duduk Perdana Menteri Sjahrir sendiri, sedangkan utusan Belanda dipimpin
oleh
Prof. Schermerhorn.
Prof. Schermerhorn.
Prof. Schermerhorn.
Prof. Schermerhorn.
Prof. Schermerhorn.
Perundingan tingkat panitia akhirnya menghasilkan persetujuan gencatan senjata yang
isinya sebagai berikut.
a.
Gencatan senjata diadakan atas dasar kedudukan militer pada waktu itu dan atas dasar
kekuatan militer Sekutu serta Indonesia.
b.
Dibentuk sebuah Komisi Bersama Gencatan Senjata, untuk masalah-masalah teknis
pelaksanaan gencatan senjata.
Sebagai kelanjutan perundingan-perundingan sebelumnya, sejak tanggal 10 Novem-
ber 1946 di Linggajati dekat Cirebon, dilangsungkan perundingan antara pemerintah
Republik Indonesia dengan komisi umum Belanda. Perundingan ini yang dipimpin pula
oleh
Lord Killearn
, menghasilkan suatu persetujuan.
Pada tanggal 15 November 1946, naskah persetujuan tersebut diparaf oleh kedua belah
pihak. Pokok-pokok isi persetujuan adalah sebagai berikut.
a.
Belanda mengakui secara de facto Republik Indonesia dengan wilayah kekuasaan yang
meliputi Sumatra, Jawa, dan Madura. Belanda sudah harus meninggalkan daerah de
facto paling lambat tanggal 1 Januari 1949.
b.
Republik Indonesia dan Belanda akan bekerja sama dalam membentuk Negara Indone-
sia Serikat, dengan nama Republik Indonesia Serikat, yang salah satu negara bagiannya
adalah Republik Indonesia.
c.
Republik Indonesia serikat dan Belanda akan membentuk Uni Indonesia – Belanda
dengan Ratu Belanda selaku ketuanya.
Bab 3 Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
3333
3333
33
Setelah melalui perdebatan sengit di dalam
masyarakat dan dalam lingkungan KNIP, akhirnya
pada tanggal 25 Maret 1947 persetujuan Linggarjati
ditandatangani di Istana Rijswijk (sekarang Istana
Merdeka) Jakarta.
Tokoh-tokoh yang menandatangani persetujuan.
a.
Indonesia : Sutan Syahrir, Moh Roem, Mr. Susanti
Tirtoprojo, dan dr.A.K.Gani.
b.
Belanda :
Schermerhorn, Van Mook, dan Van
Poll.
3.3.
3.3.
3.
Agresi Militer Belanda I (21 Juli 1947)
Agresi Militer Belanda I (21 Juli 1947)
Agresi Militer Belanda I (21 Juli 1947)
Agresi Militer Belanda I (21 Juli 1947)
Agresi Militer Belanda I (21 Juli 1947)
Perbedaan penafsiran terhadap ketentuan-ketentuan dalam persetujuan Linggajati,
menyebabkan hubungan Indonesia – Belanda cenderung menuntut antara lain seperti berikut.
a.
Menempatkan Indonesia sebagai negara commonwealth (persemakmuran) dan akan
berbentuk federasi, sedangkan hubungan luar negerinya diurus Belanda.
b.
Agar segera diadakan gendarmerie (pasukan keamanan) bersama.
Tuntutan Belanda tersebut ditolak oleh Indonesia. Akibatnya pada tanggal 21 Juli 1947
Belanda melancarkan Agresi Militer Belanda I. Dalam agresinya Belanda berusaha menguasai
kota-kota penting di Indonesia. Rakyat Indonesia pun tidak tinggal diam, dengan peralatan
sederhana segera melancarkan perang gerilya. Sementara agresi sedang berlangsung,
pesawat Dakota yang membawa obat-obatan dari Singapura pada tanggal 29 Juli 1947 jatuh
ditembak oleh pesawat Belanda di Yogyakarta. Dalam peristiwa tersebut gugurlah Komodor
Muda Udara Adi Sucipto, Komodor Muda Udara Dr. Abdurrahman Saleh, dan Opsir Muda
Udara I Adi Sumarmo Wiryokusumo.
4.4.
4.4.
4.
Perundingan Renville (8 Desember - 17 Januari 1948)
Perundingan Renville (8 Desember - 17 Januari 1948)
Perundingan Renville (8 Desember - 17 Januari 1948)
Perundingan Renville (8 Desember - 17 Januari 1948)
Perundingan Renville (8 Desember - 17 Januari 1948)
Agresi Militer Belanda I mendapat reaksi keras dari dunia internasional, khususnya
dalam forum PBB. Dalam rangka usaha penyelesaian damai, maka Dewan Keamanan PBB
membentuk Komisi Tiga Negara (KTN). Negara-negara anggota KTN yaitu:
a.
Australia (pilihan Indonesia) diwakili oleh
Richard Kirby
Richard Kirby
Richard Kirby
Richard Kirby
Richard Kirby
b.
Belgia (pilihan Belanda) diwakili oleh
Paul van Zeeland
Paul van Zeeland
Paul van Zeeland
Paul van Zeeland
Paul van Zeeland
c.
Amerika Serikat (pilihan Indonesia dan Belanda) diwakili oleh
Frank Graham.
Frank Graham.
Frank Graham.
Frank Graham.
Frank Graham.
Untuk melaksanakan tugas yang dibebankan oleh Dewan keamanan PBB, dalam
pertemuannya di Sidney pada tanggal 20 Oktober 1947 KTN memutuskan bahwa tugas
mereka di Indonesia adalah untuk membantu menyelesaikan sengketa antara Republik In-
donesia dan Belanda dengan cara damai.
Kemudian KTN berusaha mendekatkan kedua belah pihak guna menyelesaikan
persoalan-persoalan militer dan politik yang dapat memberikan dasar bagi perundingan
selanjutnya. Diambil pula sikap bahwa dalam masalah militer KTN akan mengambil inisiatif,
sedangkan untuk pemecahan masalah-masalah politik KTN hanya memberikan usul.
Masalah pertama yang timbul adalah mengenai tempat perundingan. Belanda
mengusulkan Jakarta, tetapi ditolak oleh Republik Indonesia yang menginginkan suatu
tempat yang berada di luar daerah pendudukan.
Gambar 3.2
Gambar 3.2
Gambar 3.2
Gambar 3.2
Gambar 3.2 Gedung tempat perundingan
Linggarjati, selatan Cirebon
Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka
IPS Terpadu SMP dan MTS Kelas IX
3434
3434
34
Atas usul KTN, perundingan dilakukan di atas
sebuah kapal pengangkut pasukan Angkatan Laut
Amerika Serikat “USS Renville” yang berlabuh di teluk
Jakarta.
Delegasi yang hadir dalam perjanjian Renville.
a.
Delegasi Republik Indonesia dipimpin oleh Mr.
Amir Syarifuddin.
b.
Delegasi Belanda dipimpin oleh Abdulkadir
Wijoyoatmojo, orang Indonesia yang memihak
Belanda.
Perundingan Renville menghasilkan kesepakatan sebagai berikut.
a.
Penghentian tembak-menembak.
b.
Daerah-daerah di belakang garis Van Mook harus dikosongkan dari pasukan RI.
c.
Belanda bebas membentuk negara-negara federal di daerah-daerah yang didudukinya
dengan melalui plebisit terlebih dahulu.
d.
Dalam Uni Indonesia- Belanda, negara Indonesia Serikat akan sederajat dengan Kerajaan
Belanda.
5.5.
5.5.
5.
Agresi Militer Belanda II (19 Desember 1948)
Agresi Militer Belanda II (19 Desember 1948)
Agresi Militer Belanda II (19 Desember 1948)
Agresi Militer Belanda II (19 Desember 1948)
Agresi Militer Belanda II (19 Desember 1948)
Sebagaimana perundingan sebelumnya, dalam Perundingan Renville Belanda juga
mengingkarinya dengan jalan melancarkan Agresi Militer Belanda II pada tanggal 19
Desember 1948. Tindakan tidak terpuji yang dilakukan Belanda adalah menyerbu Lapangan
Terbang Maguwo di Yogyakarta. Akibatnya seluruh kota Yogyakarta dikuasai oleh Belanda.
Dalam situasi darurat, Presiden Sukarno memerintahkan kepada Syafrudin
Prawiranegara yang berada di Bukittinggi, Sumatra Barat untuk membentuk pemerintah
Darurat Republik Indonesia (PDRI). Tujuan dibentuknya PDRI adalah agar kelangsungan
hidup pemerintah Republik Indonesia tetap terpelihara, tertib, dan lancar.
6.6.
6.6.
6.
Serangan Umum 1 Maret 1949
Serangan Umum 1 Maret 1949
Serangan Umum 1 Maret 1949
Serangan Umum 1 Maret 1949
Serangan Umum 1 Maret 1949
Setelah terjadi Agresi Militer II pada bulan Desember 1948, Tentara Nasional Indone-
sia/TNI mulai melakukan konsolidasi untuk menyerang Belanda. Puncak serangan TNI itu
terjadi pada 1 Maret 1949.
Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta dipimpin oleh
Letkol. Soeharto.
Letkol. Soeharto.
Letkol. Soeharto.
Letkol. Soeharto.
Letkol. Soeharto. Ternyata
serangan tersebut berhasil menguasai kota Yogyakarta selama 6 jam. Dengan demikian
Serangan Umum membawa pengaruh atau akibat.
a.
Pengaruh ke dalam negeri
1)
Mendukung perjuangan diplomasi.
2)
Meningkatkan semangat TNI yang berjuang di daerah lain.
b.
Pengaruh ke luar negeri
1)
Mematahkan semangat pasukan Belanda.
2)
Menunjukkan kepada dunia internasional bahwa TNI masih mampu melaksanakan
ofensif (serangan).
7.7.
7.7.
7.
Perundingan Roem – Royen
Perundingan Roem – Royen
Perundingan Roem – Royen
Perundingan Roem – Royen
Perundingan Roem – Royen
Atas prakarsa komisi PBB untuk Indonesia atau UNCI/United Nations Comissions for
Indonesia, Indonesia-Belanda berhasil dibawa ke meja perundingan yang disebut
Perundingan Roem-Royen.
Gambar3.3
Gambar3.3
Gambar3.3
Gambar3.3
Gambar3.3 Penandatanganan perundingan
Renvile di kapal “USS Renvile”.
Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka
Bab 3 Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
3535
3535
35
Delegasi yang hadir pada perundingan tersebut.
a.
Delegasi Indonesia dipimpin oleh Mr. Moh. Rum.
b.
Delegasi Belanda dipimpin oleh Dr. Van Royen.
Pada tanggal 17 April dimulailah perundingan pendahuluan di Jakarta yang diketuai
oleh
Merle Cohran
Merle Cohran
Merle Cohran
Merle Cohran
Merle Cohran, wakil Amerika Serikat dalam UNCI. Dalam perundingan-perundingan
selanjutnya delegasi Indonesia diperkuat oleh Drs. Moh. Hatta dan Sri Sultan
hamengkubuwono IX.
Setelah melalui perundingan yang berlarut-larut, akhirnya pada tanggal 7 Mei 1949
tercapai persetujuan, yang kemudian dikenal dengan nama “Roem-Royen Statements”. Isi
persetujuan itu adalah sebagai berikut.
a.
Delegasi Indonesia menyatakan kesediaan Pemerintah Republik Indonesia untuk:
1)
mengeluarkan perintah kepada “pengikut Republik yang bersenjata” untuk
menghentikan perang gerilya
2)
bekerja sama dalam mengembalikan perdamaian dan menjaga ketertiban dan keamanan
3)
turut serta dalam Konferensi Meja Bundar di Den Haag, dengan maksud untuk
mempercepat “penyerahan” kedaulatan yang sungguh dan lengkap kepada Negara
Indonesia Serikat dengan tidak bersyarat
b.
Pernyataan Belanda pada pokoknya berisi:
1)
menyetujui kembalinya Pemerintah Republik Indonesia ke Yogyakarta
2)
menjamin penghentian gerakan-gerakan militer dan membebaskan semua tahanan
politik
3)
tidak akan mendirikan atau mengakui negara-negara yang ada di daerah yang dikuasai
oleh RI sebelum 19 Desember 1948, dan tidak akan meluaskan negara atau daerah dengan
merugikan Republik
4)
menyetujui adanya Republik Indonesia sebagai bagian dari Negara Indonesia Serikat
5)
berusaha dengan sungguh-sungguh supaya KMB segera diadakan sesudah pemerintah
Republik kembali ke Yogyakarta
6)
hasil perundingan Roem-Royen ini mendapat reaksi keras dari berbagai pihak di Indo-
nesia, terutama dari pihak TNI dan PDRI.
8.8.
8.8.
8.
Konferensi Inter Indonesia
Konferensi Inter Indonesia
Konferensi Inter Indonesia
Konferensi Inter Indonesia
Konferensi Inter Indonesia
Pendekatan antara pimpinan Republik dan BFO yang
semakin hangat menjelang dilaksanakan Perundingan
Roem - Royen dan kontak-kontak menjelang dan setelah
Pemerintah Republik kembali ke Yogya, telah membuka
jalan untuk mengadakan Konferensi Inter Indonesia.
Delegasi RI ke Konferensi Inter Indonesia, terbentuk 18
Juli 1949 dipimpin oleh Wakil Presiden/PM Moh. Hatta.
Sedangkan delegasi BFO dipimpin oleh Sultan Hamid II
dari Pontianak dan Anak Agung dari NIT.
Konferensi Inter Indonesia bertujuan untuk menyatukan pendapat antara RI dan BFO dalam
rangka menghadapi Belanda dalam KMB. Konferensi dilaksanakan dua tahap.
a.a.
a.a.
a.
Di Yogyakarta (19 – 22 Juli 1949)
Di Yogyakarta (19 – 22 Juli 1949)
Di Yogyakarta (19 – 22 Juli 1949)
Di Yogyakarta (19 – 22 Juli 1949)
Di Yogyakarta (19 – 22 Juli 1949)
Dalam konferensi tahap pertama telah disepakati bahwa:
1)
negara Indonesia Serikat akan diberi nama Republik Indonesia Serikat;
2)
Merah Putih adalah bendera kebangsaan;
3)
Indonesia Raya adalah lagu kebangsaan;
Gambar 3.
Gambar 3.
Gambar 3.
Gambar 3.
Gambar 3.4 Suasana konferensi Inter
Indonesia I di Yogyakarta
Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka
IPS Terpadu SMP dan MTS Kelas IX
3636
3636
36
4)
Bahasa nasional adalah bahasa Indonesia;
5)
17 Agustus adalah Hari Kemerdekaan.
Hasil Konferensi Inter Indonesia ini ternyata adalah konfirmasi konsensus nasional
yang sejak 17 Agustus 1945 direalisasikan dalam perjuangan bangsa.
b.b.
b.b.
b.
Di Jakarta (31 Juli – 2 Agustus 1949)
Di Jakarta (31 Juli – 2 Agustus 1949)
Di Jakarta (31 Juli – 2 Agustus 1949)
Di Jakarta (31 Juli – 2 Agustus 1949)
Di Jakarta (31 Juli – 2 Agustus 1949)
Konferensi Inter Indonesia tahap kedua bertempat di Gedung Pejambon, Jakarta. Salah
satu keputusan penting yang diambil adalah bahwa BFO menyokong tuntutan Republik
Indonesia atas penyerahan kedaulatan tanpa ikatan-ikatan politik ataupun ekonomi.
Di bidang militer/pertahanan konferensi memutuska antara lain:
1)
Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat (APRIS) adalah Angkatan Perang
Nasional.
2)
TNI menjadi inti APRIS dan akan menerima orang-orang Indonesia yang ada dalam
KNIL, dan kesatuan-kesatuan tentara Belanda lain dengan syarat-syarat yang akan
ditentukan lebih lanjut.
3)
Pertahanan negara adalah semata-mata hak Pemerintah RIS, Negara-negara bagian
tidak mempunyai angkatan perang sendiri.
9. Konferensi Meja Bundar (KMB)
9. Konferensi Meja Bundar (KMB)
9. Konferensi Meja Bundar (KMB)
9. Konferensi Meja Bundar (KMB)
9. Konferensi Meja Bundar (KMB)
Konferensi Meja Bundar dilaksanakan di Den Haag, Belanda pada tanggal 23 Agustus
- 2 November 1949. Delegasi yang hadir dalam KMB.
a.
Delegasi RI
: Drs. Moh.
Hatta
b.
Delegasi BFO
: Su
ltan Hamid
c.
Delegasi Belanda
: Mr. Van
Maarseven
d.
Wakil UNCI
: Chritchley
Hasil Konferensi Meja Bundar adalah sebagai
berikut.
a. Indonesia menjadi negara federal dengan nama
Republik Indonesia Serikat (RIS).
b. Hutang bekas pemerintah Hindia Belanda
ditanggung oleh RIS.
c.
RIS dan kerajaan Belanda bergabung yang
merupakan Uni Indonesia-Belanda di bawah
Ratu Belanda sebagai Kepala Uni.
d.
Pengakuan kedaulatan dilaksanakan akhir tahun 1949.
e.
Penyerahan Irian Barat dilaksanakan satu tahun setelah KMB.
Dalam KMB terdapat masalah-masalah yang sulit dipecahkan, beberapa masalah itu
adalah sebagai berikut.
a.
Masalah istilah pengakuan kedaulatan dan penyerahan kedaulatan. Indonesia
menghendaki penggunaan istilah pengakuan kedaulatan, sedangkan Belanda
menghendaki istilah penyerahan kedaulatan.
b.
Masalah Uni Indonesia-Belanda. Indonesia menginginkan agar sifatnya hanya kerja
sama yang bebas tanpa adanya organisasi permanen. Sedangkan Belanda menginginkan
kerja sama yang luas dengan organisasi yang luas pula
c.
Masalah hutang. Indonesia hanya mengakui hutang-hutang Hindia-Belanda sampai
menyerahnya Belanda kepada Jepang. Sebaliknya Belanda berpendapat bahwa Indone-
sia harus mengambil alih semua kekayaan maupun hutang Hindia belanda sampai
saat itu, termasuk biaya perang kolonial terhadap Indonesia.
Gambar 3.5
Gambar 3.5
Gambar 3.5
Gambar 3.5
Gambar 3.5 Suasana Konferensi Meja Budar
(KMB), di Den Hag, Belanda
Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka
Bab 3 Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
3737
3737
37
10. Pengakuan Kedaulatan
10. Pengakuan Kedaulatan
10. Pengakuan Kedaulatan
10. Pengakuan Kedaulatan
10. Pengakuan Kedaulatan
Untuk mempersiapkan pembentukan negara RIS, pada tanggal 15-16 Desember 1949,
Moh. Roem memimpin sidang Panitia Pemilihan Nasional (PPN) di Jakarta. Keputusan sidang
PPN yaitu:
a.
memilih Ir.Soekarno sebagai Presiden RIS dan Drs. Moh.Hatta sebagai wakilnya
b.
sebagai pemangku jabatan (
acting
) Presiden Republik Indonesia yaitu Mr.Asaat.
Pengakuan kedaulatan dilaksanakan tanggal 27 Desember 1949 di tiga tempat, yaitu
di Belanda, Jakarta, dan Yogyakarta.
a.
Di Belanda
Ratu Yuliana, Perdana Menteri Williem Drees, dan Menteri Seberang Lautan Mr. Sassen
menyampaikan pengakuan kedaulatan kepada Moh.Hatta.
b.
Di Jakarta
Wakil Tinggi Mahkota Belanda A.J.H.Lovink menyampaikan pengakuan kedaulatan
kepada Sri Sultan Hamengkubuwono IX.
c.
Di Yogyakarta
Penyerahan kedaulatan RI kepada RIS dilakukan oleh pejabat Presiden Mr. Asaat
kepada A. Mononutu (Menteri Penerangan RIS).
Lengkapilah tabel di bawah ini dengan tepat! Salinlah di buku tugasmu!
Usaha melalui aktivitas diplomasi belum membawa hasil, maka strategi lain yang
dilakukan bangsa Indonesia adalah melalui aktivitas bersenjata.
1.1.
1.1.
1.
Insiden Bendera di Surabaya
Insiden Bendera di Surabaya
Insiden Bendera di Surabaya
Insiden Bendera di Surabaya
Insiden Bendera di Surabaya
Di Surabaya pada tanggal 19 September 1945 terjadi peristiwa yang terkenal dengan
sebutan Insiden Bendera di Hotel Yamato, Tunjungan, Surabaya. Beberapa orang Belanda
bertindak gegabah, mereka mengibarkan bendera Belanda Merah Putih Biru di tiang bendera
Hotel Yamato. Tindakan tersebut menimbulkan kemarahan rakyat yang kemudian menyerbu
hotel itu dan menurunkan bendera tersebut serta merobek bendera yang berwarna biru dan
mengibarkan kembali sebagai bendera Merah Putih.
No.No.
No.No.
No.
PeristiwaPeristiwa
PeristiwaPeristiwa
Peristiwa
Waktu Waktu
Waktu Waktu
Waktu
TempatTempat
TempatTempat
Tempat
TokohnyaTokohnya
TokohnyaTokohnya
Tokohnya
1.
PerundinganHooge Veluwe
2.
Perundingan Linggarjati
3.
Perundingan Renville
4.
Perundingan Roem Royen
5.
Konferensi Meja Bundar
Kegiatan Individu
Kegiatan Individu
Kegiatan Individu
Kegiatan Individu
Kegiatan Individu
AKTIVITAS BERSENJATA UNTUK MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN
AKTIVITAS BERSENJATA UNTUK MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN
AKTIVITAS BERSENJATA UNTUK MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN
AKTIVITAS BERSENJATA UNTUK MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN
AKTIVITAS BERSENJATA UNTUK MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN
CC
CC
C
IPS Terpadu SMP dan MTS Kelas IX
3838
3838
38
2.2.
2.2.
2.
Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya
Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya
Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya
Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya
Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya
Pada tanggal 9 November 1945 komandan tentara Sekutu mengeluarkan ultimatum
sehubungan meninggalnya tentara Sekutu dari Inggris bernama Brigjen A.W.S. Mallaby. Isi
ultimatum tersebut adalah “Semua pimpinan dan orang Indonesia yang bersenjata harus
menyerahkan diri selambat-lambatnya tanggal 10 November 1945 pukul 06.00.”
Ternyata rakyat Surabaya tidak menggubris sama sekali ultimatum tersebut. Berbekal
kebenaran dan keadilan dengan semangat membela dan mempertahankan kemerdekaan
rakyat Surabaya bertempur pantang menyerah. Dalam pertempuran ini arek-arek Surabaya
dipimpin oleh Bung Tomo dan Gubernur Jawa Timur R.A. Suryo.
(1)(1)
(1)(1)
(1)
(2)(2)
(2)(2)
(2)
Gambar 3.6
Gambar 3.6
Gambar 3.6
Gambar 3.6
Gambar 3.6 (1) Insiden penggantian bendera di hotel Yamato
(2)
Bung Tomo adalah salah satu pemimpin perjuangan
rakyat Surabaya
Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka
3.3.
3.3.
3.
Bandung Lautan Api
Bandung Lautan Api
Bandung Lautan Api
Bandung Lautan Api
Bandung Lautan Api
Pada tanggal 17 Oktober 1945 pasukan Sekutu memasuki kota Bandung. Selanjutnya
Sekutu mengeluarkan ultimatum agar Bandung Utara dikosongkan dan seluruh senjata
rakyat diserahkan kepada Sekutu, tapi ultimatum tersebut disambut dengan pertempuran.
Pada tanggal 23 Maret 1946 Sekutu mengeluarkan ultimatum kedua. Sekutu menuntut
agar rakyat mengosongkan seluruh kota Bandung. Ultimatum tersebut juga disambut dengan
pertempuran. Namun pada saat pertempuran belangsung, pemerintah Republik Indonesia
mengeluarkan instruksi agar TRI mengosongkan kota Bandung. Sebelum meninggalkan kota
Bandung, TRI dan rakyat membumihanguskan kota Bandung Selatan.
4. Pertempuran Medan Area
4. Pertempuran Medan Area
4. Pertempuran Medan Area
4. Pertempuran Medan Area
4. Pertempuran Medan Area
Pada tanggal 9 Oktober 1945 pasukan Sekutu yang diboncengi NICA mendarat di Medan.
Mereka mencoba merebut seluruh kota Medan dan sekitarnya. Rongrongan pasukan Sekutu
tersebut tidak dibiarkan, maka pada tanggal 13 Oktober 1945 meletus pertempuran besar
yang disebut Pertempuran Medan Area.
5.5.
5.5.
5.
Pertempuran Ambarawa
Pertempuran Ambarawa
Pertempuran Ambarawa
Pertempuran Ambarawa
Pertempuran Ambarawa
Pasukan Sekutu dengan berbagai cara bermaksud membantu NICA untuk menjajah
kembali Indonesia. Sehingga pertempuran hebat meletus di Ambarawa, dan menewaskan
Komandan Resimen Banyumas yang bernama
Letkol Isdiman
Letkol Isdiman
Letkol Isdiman
Letkol Isdiman
Letkol Isdiman. Pada tanggal 12-15 Desember
1945 pertempuran bertambah seru, sehingga Panglima Divisi Banyumas, Kolonel Sudirman
mengambil alih pimpinan, pasukan diusir dan melarikan diri ke Semarang. Kemudian setiap
tanggal 15 Desember diperingati sebagai Hari Infanteri.
Bab 3 Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
3939
3939
39
6.6.
6.6.
6.
Pertempuran Merah Putih di Minahasa
Pertempuran Merah Putih di Minahasa
Pertempuran Merah Putih di Minahasa
Pertempuran Merah Putih di Minahasa
Pertempuran Merah Putih di Minahasa
Latar belakang terjadinya peristiwa itu adalah pasukan Sekutu melarang rakyat
Minahasa untuk mengibarkan bendera Merah Putih. Di bawah pimpinan
C.H.Taulu,C.H.Taulu,
C.H.Taulu,C.H.Taulu,
C.H.Taulu, rakyat
Minahasa bertempur melawan Sekutu. Ternyata mereka berhasil mempertahankan tetap
berkibarnya bendera merah putih.
7.7.
7.7.
7.
Puputan Margarana
Puputan Margarana
Puputan Margarana
Puputan Margarana
Puputan Margarana
Pada tanggal 2-3 Maret 1946 Belanda mendarat di Pulau
Bali. Kedatangan Belanda tersebut bermaksud untuk menguasai
Pulau Bali. Oleh karena itu pada tanggal 18 November 1946
meletus pertempuran di bawah pimpinan I Gusti Ngurah Rai.
Pertempuran tidak seimbang, sehingga rakyat Bali mengadakan
Perang Puputan, yang artinya perang habis-habisan di
Margarana. I Gusti Ngurah Rai dan seluruh anak buahnya gugur
sebagai kusuma bangsa.
8.8.
8.8.
8.
Peristiwa Westerling di Makassar
Peristiwa Westerling di Makassar
Peristiwa Westerling di Makassar
Peristiwa Westerling di Makassar
Peristiwa Westerling di Makassar
Disebut sebagai Peristiwa Westerling, karena pasukan
Belanda dipimpin
Kapten Raymond Westerling
Kapten Raymond Westerling
Kapten Raymond Westerling
Kapten Raymond Westerling
Kapten Raymond Westerling mengadakan
pembunuhan massal terhadap rakyat Sulawesi Selatan pada
tanggal 7-25 Desember 1947. Salah satu korban keganasan Westerling adalah gugurnya
Wolter Monginsidi.
9.9.
9.9.
9.
Pertempuran Lima Hari Lima Malam di Palembang
Pertempuran Lima Hari Lima Malam di Palembang
Pertempuran Lima Hari Lima Malam di Palembang
Pertempuran Lima Hari Lima Malam di Palembang
Pertempuran Lima Hari Lima Malam di Palembang
Pada tanggal 1 Januari 1946 diadakan perundingan antara Belanda dan rakyat
Palembang. Sewaktu perundingan sedang berlangsung, meletus pertempuran. Dalam
pertempuran tersebut para pejuang Republik Indonesia berhasil menenggelamkan kapal
pemburu di Sungai Musi dan melumpuhkan tank-tank milik Belanda. Akhirnya pada tanggal
6 Januari 1946 kedua belah pihak mengadakan gencatan senjata.
Buatlah sosiodrama bersama teman-temanmu satu kelas dengan ketentuan sebagai
berikut.
a. Tema tentang “aktivitas bersenjata”
b. Jumlah anggota antara 3 sampai 5 orang setiap kelompok.
c. Durasi waktu antara 7 sampai 10 menit.
Gambar 3.7
Gambar 3.7
Gambar 3.7
Gambar 3.7
Gambar 3.7 Pahlawan Gusti
Ngurah Rai memakai selem-
pang dada
Sumber: 30 Tahun Indonesia
Merdeka
Kegiatan Kelompok
Kegiatan Kelompok
Kegiatan Kelompok
Kegiatan Kelompok
Kegiatan Kelompok
IPS Terpadu SMP dan MTS Kelas IX
4040
4040
40
Setelah Jepang kalah dari Sekutu, maka pasukan Sekutu yang tergabung dalam AFNEI
segera tiba di Indonesia dengan diboncengi NICA. Tugas AFNEI di antaranya
membebaskan tawanan perang dan menerima penyerahan kekuasaan dari tangan
Jepang. Ternyata tugas tersebut tidak sesuai rencana. Buktinya adalah Sekutu berusaha
membantu Belanda untuk menjajah Indonesia kembali.
Dalam rangka mengusir Belanda dari Indonesia ditempuh dengan jalan perjuangan
diplomasi. Perjuangan diplomasi tersebut antara lain : Perundingan Hooge Veluwe,
Perundingan Linggajati, dan selanjutnya berturut-turut Perundingan Renville,
Perundingan Rum-Royen, Konferensi Inter Indonesia, serta Perundingan Meja Bundar.
Untuk persiapan Negara RIS, pada tanggal 15-16 Desember 1949, Moh. Roem memimpin
sidang Panitia Pemilihan Nasional (PPN) di Jakarta. Keputusan sidang PPN yaitu
memilih Ir.Soekarno sebagai presiden RIS dan Drs. Moh.Hatta sebagai wakilnya, serta
sebagai pemangku jabatan (
acting
) presiden Republik Indonesia yaitu Mr.Asaat.
Pengakuan kedaulatan dilaksanakan tanggal 27 Desember 1949 di tiga tempat yaitu di
Belanda, Jakarta, dan Yogyakarta.
Aktivitas perjuangan bersenjata untuk mempertahankan kemerdekaan Republik In-
donesia terjadi di berbagai daerah. Aktivitas bersenjata tersebut antara lain : Insiden
Bendera Hotel Yamato, Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya, Pertempuran
Ambarawa, Puputan Margarana di Bali, Peristiwa Merah Putih di Minahasa,
Pertempuran Medan Area, dan Pertempuran Lima Hari Lima Malam di Palembang.
Dalam rangka mempertahankan kemerdekaan RI, rakyat Indonesia berjuang melalui
gerakan bersenjata maupun upaya diplomasi. Perjuangan bersenjata maupun diplomasi
menunjukkan kerelaan rakyat Indonesia dalam berkorban untuk bangsanya. Hal itulah
yang seharusnya kalian teladani dalam mengisi kehidupan di alam kemerdekaan
sekarang ini. Perjuangan secara diplomasi memperlihatkan bahwa ternyata musyawarah
terkadang lebih membawa hasil daripada kekuatan fisik. Sebagai generasi penerus cita-
cita para pendiri bangsa sudah sepantasnyalah kalian sebagai pelajar lebih meningkatkan
prestasi diri agar bisa bersaing dengan bangsa-bangsa lain di dunia sehingga bangsa
kita tidak dipandang sebelah mata oleh dunia lain.
A.A.
A.A.
A.
Pilihlah jawaban yang paling benar!
Pilihlah jawaban yang paling benar!
Pilihlah jawaban yang paling benar!
Pilihlah jawaban yang paling benar!
Pilihlah jawaban yang paling benar!
1.
Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan, Indonesia harus berhadapan
dengan ... .
a. Jepang dan Inggris
c.
Jepang, Belanda, dan Sekutu
b. Jepang dan Belanda
d. Jepang, Prancis, dan Belanda
RangkumanRangkuman
RangkumanRangkuman
Rangkuman
EvaluasiEvaluasi
EvaluasiEvaluasi
Evaluasi
RefleksiRefleksi
RefleksiRefleksi
Refleksi
Bab 3 Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
4141
4141
41
2.
Perhatikan pulau-pulau di bawah ini!
1) Kalimantan
2) Sumatera
3) Jawa
4) Madura
Dari data di atas yang merupakan wilayah Republik Indonesia pascaperundingan
Linggajati ditunjukkkan pada nomor ... .
a. 1, 2, dan 3
c.
1, 2, 3, dan 4
b. 1, 2, dan 4
d. 2, 3, dan 4
3.
Tokoh yang ditunjuk sebagai panglima AFNEI adalah ... .
a. W.R.Patterson
c.
A.W.S.Mallaby
b. Lord Killarn
d.
Philip Christison
4.
Delegasi Republik Indonesia dalam Perundingan Linggajati dipimpin oleh ... .
a. Sutan Syahrir
c.
Mohamad Hatta
b. Amir Syarifudin
d. Ir. Sukarno
5.
Pemimpin Belanda dalam Perundingan Renville adalah ... .
a. Van Mook
c.
Lord Killearn
b. Van der Plass
d. Abdulkadir Wijoyoatmojo
6.
Tujuan diadakannya Konferensi Inter Indonesia adalah ... .
a. menyatukan pendapat antara RI dan BFO untuk menghadapi Belanda dalam
KMB
b. menyelenggakan suasana tertib sebelum dan sesudah diselenggrakannya KMB
c.
akan membentuk kabinet presidential
d. akan membentuk kabinet parlementer
7.
Konferensi Meja Bundar dilaksanakan di ... .
a. Nederland
c.
Den Haag
b. Brussel
d. Amsterdam
8.
Pemimpin Agresi Militer Belanda II adalah ... .
a. Jenderal Spoor
c.
Van Mook
b.
Dr. Beel
d. Van der Plass
9.
Perhatikan data di bawah ini!
1) Ratu Yuliana
3) Mr.Sassen
2) Williem Dress
4) A.J
.H.Lovink
Tokoh-tokoh yang menandatangani pengakuan kedaulatan di negeri Belanda
ditunjukkan pada nomor ... .
a. 1 dan 2
c.
1, 2, 3, dan 4
b. 1, 2, dan 3
d. 2, 3, dan 4
10. Insiden Bendera di Hotel Yamato, Surabaya meletus pada tanggal ... .
a. 13 September 1945
c.
19 September 1945
b. 15 September 1945
d. 21 September 1945
11. Pertempuran terhadap Belanda yang dilakukan dalam Puputan Margarana dipimpin
oleh ... .
a. I Gusti Ktut Jelantik
c. I Gusti Ngurah Rai
b. Ida Bagus Oki
d. Ida Bagus Mantra
12. Hari Infanteri diperingati karena adanya peristiwa ... .
a. Pertempuran Puputan Margarana
c.
Pertempuran Ambarawa
b. Pertempuran Medan Area
d. Pertempuran Bandung Lautan Api
IPS Terpadu SMP dan MTS Kelas IX
4242
4242
42
13. Setelah bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya, rakyat Indonesia segera
melucuti senjata tentara Jepang. Hal ini dimaksudkan untuk ... .
a. menghindari pertempuran melawan Sekutu
b. membantu tugas-tugas yang diberikan Sekutu
c.
agar keamanan dan ketertiban semakin mantap
d. agar senjata Jepang tidak jatuh ke tangan Sekutu
14. Pada tanggal 23 Maret 1946 Sekutu mengeluarkan ultimatum di Bandung yang isinya...
a. agar rakyat Bandung membantu Sekutu melucuti senjata tentara Jepang
b. agar rakyat Bandung yang memiliki senjata menyerahkan diri kepada Belanda
c.
agar TRI mengosongkan kota Bandung
d. agar rakyat membakar kota Bandung
15. Latar belakang terjadinya pertempuran 10 November 1945 karena rakyat Indonesia ...
a
menolak bekerja sama dengan Sekutu
b
menolak perundingan bilateral dengan Belanda
c
menolak menyerahkan senjata kepada Sekutu
d
menolak misi damai yang difasilitasi oleh PBB
B.B.
B.B.
B.
Jawablah dengan jelas dan benar!
Jawablah dengan jelas dan benar!
Jawablah dengan jelas dan benar!
Jawablah dengan jelas dan benar!
Jawablah dengan jelas dan benar!
1.
Sebutkan empat tugas AFNEI di Indonesia!
2.
Jelaskan tujuan dibentuknya PDRI!
3.
Sebutkan delegasi dan pemimpin yang hadir dalam Perundingan Renville!
4.
Apakah latar belakang terjadinya Insiden Bendera di Hotel Yamato?
5.
Jelaskan isi ultimatum tentara Sekutu sebelum meletusnya pertempuran 10 Novem-
ber 1945 di Surabaya!